Sunday, February 24, 2013

Deskripsi Diri




Deskripsi  Diri
Nama Saya Reynaldi, teman-teman biasa memanggil Saya dengan nama naldi.! Saya lahir di Kota Barru tepatnya pada tanggal 22 oktober 1994. Saya bertempat tinggal di Desa Ajakkang yang juga merupakan kawasan dari wilayah Kota Barru. Di Desa itu Saya tinggal bersama Ibu, Ayah, dan satu orang Adik Perempuan.
Saya anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakak Saya saat ini sedang bekerja di Kalimantan ia merupakan Lulusan dari ITB. Waktu kecil Saya sering bermain dengannya. Hingga berumur lima tahun Saya diajak oleh Tante untuk masuk TK yang ada di Bojo dekat dari Kota Pare - Pare. Saat itulah Saya pertama kali berada jauh dari orang tua.
Ketika berumur enam tahun Saya kembali ke Desa untuk melanjutkan Pendidikan ke tingkat Sekolah Dasar. Sekolah Saya berada tidak jauh dari tempat tinggal. Begitu banyak teman yang Saya kenal di sana. Dapat diumpamakan Pagi hari adalah waktu bersekolah, sore hari adalah waktu bermain, dan malam hari adalah waktu membantu Orang tua.
Hingga kelas dua SD kegiatan bermain Saya disore hari sudah berkurang karena Saya belajar mengaji di tempat yang cukup jauh dari tempat tinggal. Di sana juga banyak hal – hal yang unik Saya temukan. Tapi ada hal yang paling menegangkan, waktu itu Saya berhasil menolong teman Saya yang masih kecil dari laju sebuah mobil yang sangat kencang.
Hari yang paling ditunggu waktu SD adalah hari libur atau hari minggu karena di waktu banyak waktu yang dapat digunakan untuk bermain dan menonton. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat berlalu hingga Saya sudah naik hingga kelas empat. Waktu itu ada sedikit perbedaan karena saat itu Saya sudah tidur sendirian karena kakak Saya berhasil masuk ke Dalam Sekolah unggulan yang ada di Barru. Itu juga pertama kalinya Kakak berada jauh dari Orang Tua.
Ibu dulunya tidak bisa berada jauh dari Kakak. Waktu baru-baru berpisah dari Kakak setiap malam Ibu selalu menangis karena ingat Kakak tapi lama kelamaan jadi sudah terbiasa. Kakak memeng pintar  mulai dari SD hingga kuliah ia selalu dapat juara. Saya memeng tidak sepintar Dia. Pernah juga berpikir untuk sekolah di luar daerah. Tapi, karena kemampuan terbatas jadi hanya bisa sekolah di dekat tempat tinggal saja. Hal tersebut tidak lantas membuat Saya berkecil hati. Saya hanya menjalani hidup apa adanya.
Untuk hobby Saya suka kegiatan Olah Raga salah satunya adalah bermain sepak bola. Karena badan Saya termasuk besar Saya sering jadi Bek disalah satu Tim Sepak Bola yang ada dikampung. Selain berolahraga Saya juga suka kegiatan memancing karena selain ada kesan tersendiri memancing juga dapat mengobati pikiran yang sedang banyak masalah.
Selain itu Saya juga suka membaca buku. Buku yang Saya suka baca bukan buku pelajaran melainkan buku cerita seperti Novel, kisah-kisah Islam dan buku lain yang menurut Saya menarik untuk dibaca. Setelah Tamat Sekolah Dasar Saya melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Soppeng Riaja yang berjarak kurang lebih enam kilo meter dari rumah.
            Di sekolah itu juga Saya banyak mendapat pengalaman. Saya harus bangun pagi hari aktivitas Saya dimulai dengan member pakan untuk Ayam-ayam peliharaan Ayah. Kemudian bergegas untuk mandi, sarapan, pakai seragam sekolah dan berangkat. Untuk berangkat ke sekolah Saya diantar oleh Ayah. Waktu kelas satu SMP Saya masuk di kelas unggulan. Setelah kurang lebih tiga bulan bersekolah . Saya dibelikan sepeda oleh Ayah. Sepeda itu Saya pakai untuk pergi ke sekolah.  Karena di tempat Saya tinggal ada dua orang yang juga bersepeda untuk ke sekolah jadi tiap pagi Saya berangkat Bertiga dengannya. Udara pagi seolah memberi semangat untuk pergi bersekolah. Sambil mengayuh pedal sepeda kami nikmati Segarnya pagi.
            Sampai di sekolah kegiatan pembelajaran berjalan seperti biasanya. Setelah waktu belajar telah selesai kami kembali ketempat kami menaruh sepeda untuk bergegas pulang ke rumah. Tapi kali lain dari waktu pagi hari, jika dipagi hari kami berteman dengan udara segar maka diwaktu sore hari Kami melawan Panasnya siang hari. Tapi itu tidak menjadikan semangat Kami berkurang tapi karena itulah badan Kami jadi kuat. Sampai kelas dua SMP Kami masih melakukan kegiatan itu.
            Tidak terasa umur Saya waktu itu sudah mencapai  tiga belas tahun. Saya juga sudah mampu berpikir sedikit dewasa. Saya masih teringat dengan beberapa kata mutiara yang keluar dari Bapak dan Ibu guru. Seperti kata dari Guru Olah raga Saya Bapak Sabir dia berkata,‘’Sesuaikan segala sesuatu itu pada tempatnya ‘’ dan kata Guru Matematika Saya Bapak Aco dia berkata,‘’Biar sedikit pelajaran yang masuk di kepala kamu yang penting ada berkahnya’’. Itulah dua kalimat yang masih teringat dikepala Saya.
            Hal yang paling menegangkan saat bersekolah adalah Ujian. Tapi alhamdulillah ujian-ujian itu bisa saya lewati. Ada satu peristiwa yang membuat Saya dekat dengan mesjid. Ketika Ujian Nasional untuk SMP  sudah dekat. Saya terbangun disubuh hari saat itu Saya berpikir untuk Sholat di mesjid dan akhirnya Saya bergegas pergi. Berkat pengalaman Adzan yang Saya dapat diwaktu SD Saya membantu Imam Mesjid yang bernama Muh.Suaib karena Saya melihat Dia yang kelelahan dalam mengerjakan  semua pekerjaan mesjid. Walaupun Dia berumur lebih tua, itu tidak membuat Saya malu untuk berbicara dengannya. Seolah-olah Saya dianggap teman olehnya. Di mesjid Dia selalu menceritakan pengalamannya kepada Saya. Sayapun mendegarkan dan menjadikan Cerita pengalamannya itu sebagai pelajaran dalam kehidupan.
            Setelah lulus dari SMP Saya lanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. Saya mendaftar di SMAN 1 Soppeng Riaja yang berdekatan dengan SMP tempat saya bersekolah dulu. Kata teman-teman di kampung,“ masa SMA adalah masa yang paling indah“. Awal pertama masuk sekolah banyak karakter teman yang Saya temukan. Mulai dari yang suka tidur, suka berkelahi dan banyak lagi lainnya. Tentunya Saya harus memilih teman yang baik agar bisa selamat dari pengaruh lingkungan. Setelah cukup lama bersekolah Kami sudah saling mengenal. Dan tidak sedikit yang dapat pasangan cinta saat itu. Untuk masalah percintaan Saya tidak terlalu pikirkan. Saya juga pernah berjanji kepada ibu tidak akan pacaran sampai kuliah.
            Waktu kelas satu SMA Saya tidak menyangka bisa dapat peringkat dua dan itu membuat Saya bisa masuk jurusan IPA di kelas dua. DI kelas dua banyak hal-hal yang menyenangkan. Karena teman-teman saat itu semuanya baik, semuanya sudah seperti suatu keluarga. Semester pertama di kelas dua ayah memberikan motornya kepada Saya dan saat itulah Saya tidak lagi menaiki sepeda melainkan mengendarai motor pergi ke sekolah. Waktu itu adik Saya yang perempuan sudah kelas tiga SMP sehingga tiap pagi Saya berangkat bersama dengannya.  Ada hal yang biasa membuat Saya sedikit jengkel ketika Saya sudah bersiap berangkat kesekolah. Hal itu adalah menunggu Adik Saya yang perempuan. Dia orangnya lambat dalam berpakaian. Kamarnya juga selalu acak-acakan.hal itu juga membuat Ibu sering marah padanya. Sampai sekarang Dia masih seperti itu.
Setelah selesai semester satu lanjut pada semester dua. Di semester dua saat itu ada kejadian besar yang menimpa Saya. Di mana sewaktu pulang dari sekolah Saya di tabrak oleh Siswa kelas satu. Peristiwa itu mengakibatkan Saya harus dibawa ke Rumah Sakit. Waktu itu seolah Saya sedang dalam dunia mimpi. Saya baru tersadar ketika Sudah merasakan sakit di tangan dan kepala. Tidak berapa lama kemudian Ayah dan Ibu Saya datang dan Segera membawa Saya ke Rumah Sakit di Pare-pare. Saat itu Ayah yang memegang kendali mobil. Di tengah perjalanan Ayah melihat ke belakang dan seketika itu Ayah langsung menangis dan hampir melepas kendali mobil.
Kejadian itu membuat Saya sadar akan rasa sayang Ayah sangat besar terhadap Saya. Sesampai di Rumah Sakit Saya segera mendapat perawatan medis. Katanya kepala Saya saat itu membesar tapi Saya tidak mersakan apa yang sedang terjadi pada DIri Saya saat itu. Banyak keluarga, teman, sahabat-sahabat yang datang untuk melihat Saya saat itu. Saya hanya bisa tidur di kasur. Saat itu Saya hanya bisa berpikir, kenapa peristiwa seperti ini bisa terjadi kepada Saya. Saya sangat menyesal waktu itu tapi penyesalan itu memberikan Saya hikmah bahwa ternyata banyak orang yang peduli pada Saya dan Sayapun tidak mau menyusahkan mereka lagi dan saat itu Saya berdoa agar kelak dapat membalas kebaikan mereka semua.
Setelah sembuh Saya melanjutkan sekolah Saya dan bertemu lagi dengan teman-teman dan para pengajar. Tentu ada hal yang berbeda yang Saya rasakan setelah peristiwa itu terjadi. Waktu itu Saya sudah tidak lagi seperti yang dulu. Sekarang Saya lebih sedikit pendiam dan suka menyendiri. Beranjak pada kelas tiga Saya  terpilih untuk jadi ketua kelas. Saya melaksanakan tugas itu dengan senang hati sampai pada akhir semester menjelang UAN. Saat-saat menegangkan itu yang paling ditunggu oleh Siswa. Segala yang dibutuhkan telah dipersiapkan termaksud mental. Sering Saya meminta saran kepada Kakak yang berhasil melewati saat-saat itu.
Saya sangat bersyukur kepada-Nya Tuhan Maha Pengasih. Atas apa yang telah diberikan kepada Saya selama ini. Saya juga sangat berterima kasih kepada keluarga, sahabat,teman-teman dan orang-orang yang telah mendukung Saya. Setelah lulus dari SMA Saya bercita-cita untuk sekolah keluar Daerah. Ada hal yang menarik dalam perjalanan masuk Perguruan Tinggi. Saat itu teman-teman Saya semuanya berangkat ke Makassar untuk ikut bimbingan. Saya hanya berlatih mengerjakan soal-soal di rumah Saja. Ketika pendaftaran telah dibuka Saya sudah berpikir tentang jurusan apa yang akan Saya ambil.
Pilihan Saya yang pertama adalah Fakultas Tekhnik Mesin dan Dirgantara ITB. Saya memilih jurusan itu karena Saya suka mengutak-atik alat-alat elektronik. Pilihan kedua Saya adalah Akuntansi di UNPAD dan pilihan kedua adalah Fakultas Hukum di UNHAS. Teman-teman meremehkan Saya. Meraka mengatakan bahwa Saya sudah gila. Saya menangapinya dengan bercanda. Ketika pengumuman sudah di tampilkan saya tidak menyangka bisa lulus masuk di UNHAS. Teman-teman yang ikut bimbingan semuanya tidak ada yang lulus.  Mungkin ini semua sudah diatur oleh Sang Pencipta. Tiada kata yang selalu Saya ucapkan selain kata Alhamdulillh.
Saat ini Saya tinggal dalam sebuah kost di jl.kerabat yang masih dalam wilayah UNHAS. Saya tinggal berdua dengan teman sekampung yang juga berkuliah di STIK Makassar.  Ada banyak perbedaan yang Saya rasakan disini. Saya harus hidup mandiri bisa mengurus diri sendiri. Kata Ibu, Saya harus bisa menjaga kesehatan. Tapi untuk mengirit biaya pengeluaran Saya hanya mengatur pola makan saja. kata teman-teman jika berada di Makassar siap-siap kurus saja nanti ketika kembali di Daerah baru bisa kembali gemuk-gemuk. Saya hanya bisa berharap untuk cepat memperoleh gelar Sarjana dengan nilai yang baik. Waktu SMA Saya sedikit nakal terhadap Orang Tua. Saya berpikir mungkin setelah kuliah atau jauh dari Orang Tua Saya akan jarang berbuat Dosa kepadanya. Saya hanya bisa melakukan yang terbaik buat mereka dan semoga suatu saat nanti saya tidak mengecewakannya.
           

No comments: