Deskripsi Diri
Nama Saya Reynaldi, teman-teman biasa memanggil Saya
dengan nama naldi.! Saya lahir di Kota Barru tepatnya pada tanggal 22 oktober
1994. Saya bertempat tinggal di Desa Ajakkang yang juga merupakan kawasan dari
wilayah Kota Barru. Di Desa itu Saya tinggal bersama Ibu, Ayah, dan satu orang
Adik Perempuan.
Saya anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakak Saya saat
ini sedang bekerja di Kalimantan ia merupakan Lulusan dari ITB. Waktu kecil
Saya sering bermain dengannya. Hingga berumur lima tahun Saya diajak oleh Tante
untuk masuk TK yang ada di Bojo dekat dari Kota Pare - Pare. Saat itulah Saya
pertama kali berada jauh dari orang tua.
Ketika berumur enam tahun Saya kembali ke Desa untuk
melanjutkan Pendidikan ke tingkat Sekolah Dasar. Sekolah Saya berada tidak jauh
dari tempat tinggal. Begitu banyak teman yang Saya kenal di sana. Dapat
diumpamakan Pagi hari adalah waktu bersekolah, sore hari adalah waktu bermain,
dan malam hari adalah waktu membantu Orang tua.
Hingga kelas dua SD kegiatan bermain Saya disore hari
sudah berkurang karena Saya belajar mengaji di tempat yang cukup jauh dari
tempat tinggal. Di sana juga banyak hal – hal yang unik Saya temukan. Tapi ada
hal yang paling menegangkan, waktu itu Saya berhasil menolong teman Saya yang
masih kecil dari laju sebuah mobil yang sangat kencang.
Hari yang paling ditunggu waktu SD adalah hari libur
atau hari minggu karena di waktu banyak waktu yang dapat digunakan untuk
bermain dan menonton. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat berlalu hingga
Saya sudah naik hingga kelas empat. Waktu itu ada sedikit perbedaan karena saat
itu Saya sudah tidur sendirian karena kakak Saya berhasil masuk ke Dalam
Sekolah unggulan yang ada di Barru. Itu juga pertama kalinya Kakak berada jauh
dari Orang Tua.
Ibu dulunya tidak bisa berada jauh dari Kakak. Waktu
baru-baru berpisah dari Kakak setiap malam Ibu selalu menangis karena ingat
Kakak tapi lama kelamaan jadi sudah terbiasa. Kakak memeng pintar mulai dari SD hingga kuliah ia selalu dapat
juara. Saya memeng tidak sepintar Dia. Pernah juga berpikir untuk sekolah di
luar daerah. Tapi, karena kemampuan terbatas jadi hanya bisa sekolah di dekat
tempat tinggal saja. Hal
tersebut tidak lantas membuat Saya berkecil hati. Saya hanya menjalani hidup
apa adanya.
Untuk
hobby Saya suka kegiatan Olah Raga salah satunya adalah bermain sepak bola.
Karena badan Saya termasuk besar Saya sering jadi Bek disalah satu Tim Sepak
Bola yang ada dikampung. Selain berolahraga Saya juga suka kegiatan memancing
karena selain ada kesan tersendiri memancing juga dapat mengobati pikiran yang
sedang banyak masalah.
Selain
itu Saya juga suka membaca buku. Buku yang Saya suka baca bukan buku pelajaran
melainkan buku cerita seperti Novel, kisah-kisah Islam dan buku lain yang
menurut Saya menarik untuk dibaca. Setelah Tamat Sekolah Dasar Saya melanjutkan
pendidikan di SMPN 1 Soppeng Riaja yang berjarak kurang lebih enam kilo meter
dari rumah.
Di sekolah itu
juga Saya banyak mendapat pengalaman. Saya harus bangun pagi hari aktivitas
Saya dimulai dengan member pakan untuk Ayam-ayam peliharaan Ayah. Kemudian
bergegas untuk mandi, sarapan, pakai seragam sekolah dan berangkat. Untuk
berangkat ke sekolah Saya diantar oleh Ayah. Waktu kelas satu SMP Saya masuk di
kelas unggulan. Setelah kurang lebih tiga bulan bersekolah . Saya dibelikan
sepeda oleh Ayah. Sepeda itu Saya pakai untuk pergi ke sekolah. Karena di tempat Saya tinggal ada dua orang
yang juga bersepeda untuk ke sekolah jadi tiap pagi Saya berangkat Bertiga
dengannya. Udara pagi seolah memberi semangat untuk pergi bersekolah. Sambil
mengayuh pedal sepeda kami nikmati Segarnya pagi.
Sampai di sekolah
kegiatan pembelajaran berjalan seperti biasanya. Setelah waktu belajar telah
selesai kami kembali ketempat kami menaruh sepeda untuk bergegas pulang ke
rumah. Tapi kali lain dari waktu pagi hari, jika dipagi hari kami berteman
dengan udara segar maka diwaktu sore hari Kami melawan Panasnya siang hari.
Tapi itu tidak menjadikan semangat Kami berkurang tapi karena itulah badan Kami
jadi kuat. Sampai kelas dua SMP Kami masih melakukan kegiatan itu.
Tidak terasa umur Saya
waktu itu sudah mencapai tiga belas
tahun. Saya juga sudah mampu berpikir sedikit dewasa. Saya masih teringat
dengan beberapa kata mutiara yang keluar dari Bapak dan Ibu guru. Seperti kata
dari Guru Olah raga Saya Bapak Sabir dia berkata,‘’Sesuaikan segala sesuatu itu
pada tempatnya ‘’ dan kata Guru Matematika Saya Bapak Aco dia berkata,‘’Biar
sedikit pelajaran yang masuk di kepala kamu yang penting ada berkahnya’’.
Itulah dua kalimat yang masih teringat dikepala Saya.
Hal yang paling
menegangkan saat bersekolah adalah Ujian. Tapi alhamdulillah ujian-ujian itu
bisa saya lewati. Ada satu peristiwa yang membuat Saya dekat dengan mesjid.
Ketika Ujian Nasional untuk SMP sudah
dekat. Saya terbangun disubuh hari saat itu Saya berpikir untuk Sholat di
mesjid dan akhirnya Saya bergegas pergi. Berkat pengalaman Adzan yang Saya
dapat diwaktu SD Saya membantu Imam Mesjid yang bernama Muh.Suaib karena Saya
melihat Dia yang kelelahan dalam mengerjakan
semua pekerjaan mesjid. Walaupun Dia berumur lebih tua, itu tidak
membuat Saya malu untuk berbicara dengannya. Seolah-olah Saya dianggap teman
olehnya. Di mesjid Dia selalu menceritakan pengalamannya kepada Saya. Sayapun
mendegarkan dan menjadikan Cerita pengalamannya itu sebagai pelajaran dalam
kehidupan.
Setelah lulus dari SMP
Saya lanjutkan pendidikan ke tingkat SMA. Saya mendaftar di SMAN 1 Soppeng
Riaja yang berdekatan dengan SMP tempat saya bersekolah dulu. Kata teman-teman
di kampung,“ masa SMA adalah masa yang paling indah“. Awal pertama masuk
sekolah banyak karakter teman yang Saya temukan. Mulai dari yang suka tidur,
suka berkelahi dan banyak lagi lainnya. Tentunya Saya harus memilih teman yang
baik agar bisa selamat dari pengaruh lingkungan. Setelah cukup lama bersekolah
Kami sudah saling mengenal. Dan tidak sedikit yang dapat pasangan cinta saat
itu. Untuk masalah percintaan Saya tidak terlalu pikirkan. Saya juga pernah
berjanji kepada ibu tidak akan pacaran sampai kuliah.
Waktu kelas satu SMA
Saya tidak menyangka bisa dapat peringkat dua dan itu membuat Saya bisa masuk
jurusan IPA di kelas dua. DI kelas dua banyak hal-hal yang menyenangkan. Karena
teman-teman saat itu semuanya baik, semuanya sudah seperti suatu keluarga.
Semester pertama di kelas dua ayah memberikan motornya kepada Saya dan saat
itulah Saya tidak lagi menaiki sepeda melainkan mengendarai motor pergi ke
sekolah. Waktu itu adik Saya yang perempuan sudah kelas tiga SMP sehingga tiap
pagi Saya berangkat bersama dengannya. Ada hal yang biasa membuat Saya sedikit
jengkel ketika Saya sudah bersiap berangkat kesekolah. Hal itu adalah menunggu
Adik Saya yang perempuan. Dia orangnya lambat dalam berpakaian. Kamarnya juga
selalu acak-acakan.hal itu juga membuat Ibu sering marah padanya. Sampai
sekarang Dia masih seperti itu.
Setelah selesai semester satu lanjut pada semester
dua. Di semester dua saat itu ada kejadian besar yang menimpa Saya. Di mana
sewaktu pulang dari sekolah Saya di tabrak oleh Siswa kelas satu. Peristiwa itu
mengakibatkan Saya harus dibawa ke Rumah Sakit. Waktu itu seolah Saya sedang
dalam dunia mimpi. Saya baru tersadar ketika Sudah merasakan sakit di tangan
dan kepala. Tidak berapa lama kemudian Ayah dan Ibu Saya datang dan Segera
membawa Saya ke Rumah Sakit di Pare-pare. Saat itu Ayah yang memegang kendali
mobil. Di tengah perjalanan Ayah melihat ke belakang dan seketika itu Ayah
langsung menangis dan hampir melepas kendali mobil.
Kejadian itu membuat Saya sadar akan rasa sayang Ayah
sangat besar terhadap Saya. Sesampai di Rumah Sakit Saya segera mendapat
perawatan medis. Katanya kepala Saya saat itu membesar tapi Saya tidak mersakan
apa yang sedang terjadi pada DIri Saya saat itu. Banyak keluarga, teman,
sahabat-sahabat yang datang untuk melihat Saya saat itu. Saya hanya bisa tidur
di kasur. Saat itu Saya hanya bisa berpikir, kenapa peristiwa seperti ini bisa
terjadi kepada Saya. Saya sangat menyesal waktu itu tapi penyesalan itu
memberikan Saya hikmah bahwa ternyata banyak orang yang peduli pada Saya dan
Sayapun tidak mau menyusahkan mereka lagi dan saat itu Saya berdoa agar kelak
dapat membalas kebaikan mereka semua.
Setelah sembuh Saya melanjutkan sekolah Saya dan
bertemu lagi dengan teman-teman dan para pengajar. Tentu ada hal yang berbeda
yang Saya rasakan setelah peristiwa itu terjadi. Waktu itu Saya sudah tidak
lagi seperti yang dulu. Sekarang Saya lebih sedikit pendiam dan suka
menyendiri. Beranjak pada kelas tiga Saya
terpilih untuk jadi ketua kelas. Saya melaksanakan tugas itu dengan
senang hati sampai pada akhir semester menjelang UAN. Saat-saat menegangkan itu
yang paling ditunggu oleh Siswa. Segala yang dibutuhkan telah dipersiapkan
termaksud mental. Sering Saya meminta saran kepada Kakak yang berhasil melewati
saat-saat itu.
Saya sangat bersyukur kepada-Nya Tuhan Maha Pengasih.
Atas apa yang telah diberikan kepada Saya selama ini. Saya juga sangat
berterima kasih kepada keluarga, sahabat,teman-teman dan orang-orang yang telah
mendukung Saya. Setelah lulus dari SMA Saya bercita-cita untuk sekolah keluar
Daerah. Ada hal yang menarik dalam perjalanan masuk Perguruan Tinggi. Saat itu
teman-teman Saya semuanya berangkat ke Makassar untuk ikut bimbingan. Saya
hanya berlatih mengerjakan soal-soal di rumah Saja. Ketika pendaftaran telah
dibuka Saya sudah berpikir tentang jurusan apa yang akan Saya ambil.
Pilihan Saya yang pertama adalah Fakultas Tekhnik
Mesin dan Dirgantara ITB. Saya memilih jurusan itu karena Saya suka
mengutak-atik alat-alat elektronik. Pilihan kedua Saya adalah Akuntansi di UNPAD
dan pilihan kedua adalah Fakultas Hukum di UNHAS. Teman-teman meremehkan Saya.
Meraka mengatakan bahwa Saya sudah gila. Saya menangapinya dengan bercanda.
Ketika pengumuman sudah di tampilkan saya tidak menyangka bisa lulus masuk di
UNHAS. Teman-teman yang ikut bimbingan semuanya tidak ada yang lulus. Mungkin ini semua sudah diatur oleh Sang
Pencipta. Tiada kata yang selalu Saya ucapkan selain kata Alhamdulillh.
Saat ini Saya tinggal dalam sebuah kost di jl.kerabat
yang masih dalam wilayah UNHAS. Saya tinggal berdua dengan teman sekampung yang
juga berkuliah di STIK Makassar. Ada
banyak perbedaan yang Saya rasakan disini. Saya harus hidup mandiri bisa
mengurus diri sendiri. Kata Ibu, Saya harus bisa menjaga kesehatan. Tapi untuk
mengirit biaya pengeluaran Saya hanya mengatur pola makan saja. kata
teman-teman jika berada di Makassar siap-siap kurus saja nanti ketika kembali
di Daerah baru bisa kembali gemuk-gemuk. Saya hanya bisa berharap untuk cepat
memperoleh gelar Sarjana dengan nilai yang baik. Waktu SMA Saya sedikit nakal
terhadap Orang Tua. Saya berpikir mungkin setelah kuliah atau jauh dari Orang
Tua Saya akan jarang berbuat Dosa kepadanya. Saya hanya bisa melakukan yang
terbaik buat mereka dan semoga suatu saat nanti saya tidak mengecewakannya.
No comments:
Post a Comment